Categories
Ikan

Jenis Ikan Palmas, 9 Upper Jaw dan 4 Lower Jaw, Lengkap!

Tahukah kamu? Jenis ikan palmas sejatinya ada banyak, lho. Memang sih, yang paling sering dijumpai di pasaran hanya jenis yang itu-itu saja. Kalau bukan endlicheri, ya senegalus albino. Tapi nyatanya, jenis mereka lebih dari itu. 

Selain itu, di kalangan para penghobi, palmas juga kadang dibedakan berdasarkan asal-muasalnya (WC dan CB), serta berdasarkan bentuk rahangnya (upper jaw dan lower jaw). 

Nah, untuk menjawab rasa penasaran kamu akan perbedaan jenis-jenisnya, langsung saja yuk, kita bahas semua di bawah ini!

WC dan CB, Pengelompokan Palmas Berdasarkan Asalnya

www.aquariadise.com

Jika dikelompokan berdasarkan asal-muasalnya, maka ikan palmas bisa dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu palmas WC dan palmas CB.

Apa bedanya? Ikan palmas WC (wild caught) merupakan jenis palmas liar yang diperoleh langsung dari alam, sedangkan palmas CB (captive breed) merupakan palmas yang sudah berupa hasil ternakan lokal.

Definisi tersebut rasanya sudah cukup untuk membedakan keduanya. Tapi, di antara kita mungkin masih banyak yang bertanya-tanya soal perbedaannya secara lebih lanjut. Misalnya soal:

  • Apakah perbedaannya hanya sebatas tempat asalnya?
  • Secara fisik, corak, dan motif, lebih bagus mana?
  • Lebih mahal mana antara keduanya?
  • Dan lain-lain

Nah, untuk mengetahui perbedaan palmas WC dan CB secara lebih lanjut, kamu bisa langsung cek tabel di bawah ini:

WCCB
Bentuk KepalaCenderung lebih aerodinamisTidak se-aerodinamis WC
BadanLebih memanjangLebih bantet
Sirip PunggungRelatif lebih lancipUmumnya lebih tumpul
MataTidak menonjolAgak menonjol keluar
CorakLebih minim dan acakLebih penuh corak
Kelainan GenetikJarang terjadiBanyak menghasilkan albino, slayer, shortbody, dsb

Dalam tabel di atas, telah disebutkan berbagai perbedaan lanjutan antara CB dan WC secara fisiknya. Sayangnya perbedaan tersebut bersifat relatif dan tidak mutlak, seperti adanya palmas CB yang mirip WC, atau sebaliknya. Bagaimana pun juga, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi.

Upper Jaw dan Lower Jaw, Jenis Ikan Palmas Berdasarkan Rahangnya

Selain berdasarkan asalnya, ikan palmas juga sering digolongkan berdasarkan bentuk rahangnya. Sehingga, muncullah istilah palmas upper jaw dengan palmas lower jaw. Lantas apa perbedaan antara keduanya?

Ikan palmas upper jaw, adalah jenis palmas yang memiliki bentuk rahang atas lebih maju dibandingkan rahang bawahnya.

Sedangkan ikan palmas lower jaw adalah kebalikannya, di mana palmas yang tergolong kelompok ini memiliki rahang bawah yang lebih maju dibanding rahang atasnya.

Sebagai catatan tambahan, secara umum, palmas lower jaw juga biasanya memiliki growth rate yang lebih cepat dan bisa tumbuh hingga ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan palmas yang tergolong upper jaw.

Jenis Ikan Palmas Upper Jaw

Setelah mengetahui perbedaan pengelompokan palmas berdasarkan asal dan rahangnya, sekarang kita akan membahas juga untuk setiap jenis palmas yang ada. Yup, berdasarkan spesiesnya. 

Kita mulai dari jenis ikan palmas upper jaw, ya!

#1. Polypterus Senegalus

Pertama, adalah jenis ikan palmas senegalus (Polypterus senegalus). Disebut juga dengan nama senegal bichir, gray bichir, hingga cuvier’s bichir.

Mereka merupakan salah satu jenis yang paling banyak dijumpai di pasaran, karena konon termasuk spesies yang mudah untuk diternakan. Oleh sebab itu jugalah harganya menjadi sangat terjangkau.

Varian albinonya lebih digemari. Kalau varian standarnya hanya berwarna abu-abu polos tanpa motif, yang albino justru tampil menor dengan warna kuning cerah yang merona. Selain itu, ada juga varian golden, leucistic, platinum, hingga slayer.

Karakternya juga sangat aktif untuk seukuran palmas. Mereka cenderung lebih banyak bergerak ke sana ke mari dibanding spesies-spesies lainnya. Cocok dipilih untuk meramaikan akuarium palmas yang notabene minim pergerakan.

#2. Polypterus Delhezi

Selanjutnya ada palmas delhezi (Polypterus delhezi). Juga punya beberapa nama lain, seperti barred bichir, armoured bichir, banded bichir, dan bandback bichir.

Jenis palmas cantik yang kadang suka bermutasi. Awalnya memiliki warna dasar abu-abu. Namun bagi yang beruntung, delhezi akan bermutasi ke warna hijau seolah ditumbuhi lumut, akibat pigmen hijau (emerald) yang dimilikinya.

Selain itu, palmas delhezi juga punya corak yang bervariasi, sehingga banyak istilah penyebutan untuk palmas jenis ini. Ada yang lessmark/patternless, ada yang royal tiger/royal stripe, ada yang royal spot, dan lain-lain.

#3. Polypterus Ornatipinnis

Adalah palmas orna (Polypterus ornatipinnis), salah satu spesies ikan palmas paling cantik yang pernah ada. Berwarna hitam dengan corak kuning berbintik. Sayang, warna cantik tersebut harus memudar seiring bertambahnya usia.

Palmas orna juga mempunyai sifat teritorial, khususnya ketika mereka telah beranjak dewasa. Ukurannya cukup besar dan punya pertumbuhan yang cukup cepat pula. Bahkan, meski termasuk seekor upper jaw, orna bisa mencapai ukuran 50 cm dalam pemeliharaan di akuarium, lho.

#4. Polypterus Mokelembembe

Polypterus mokelembembe. Disebut juga dengan nama Mokèlé-mbèmbé bichir dan berasal dari sungai Kongo. 

Merupakan spesies yang masih tergolong baru dideklarasikan. Keberadaannya di Indonesia pun masih bersifat WC, yang dalam kata lain berarti masih impor dan langsung diambil dari alam.

Mirip delhezi, palmas jenis ini juga memiliki pigmen emerald/hijau. Dengan begitu, menjadikan perawakannya dihiasi oleh corak cantik berwarna kuning kehijauan ala-ala tentara. Fisiknya mirip seperti P. retropinnis.

Karakternya cenderung pemalu dan hobi bersembunyi. Sedangkan pertumbuhannya lambat, dengan ukuran dewasa rata-rata hanya mencapai 30 cm saja. Ukuran terbesar dari spesies ini pernah ditemukan di angka 35 cm.

#5. Polypterus Palmas

Kemungkinan Polypterus palmas inilah yang menjadi asal-muasal penyebutan nama “palmas” di Indonesia untuk ikan-ikan dari keluarga Polypteridae

Alasan yang masuk akal, adalah karena penyebutan kata “palmas” dirasa lebih mudah ketimbang “polypterus” maupun “bichir” bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, nama palmaslah yang akhirnya dipilih untuk menyapa spesies ikan yang mirip naga ini. 

Nah, ada 2 sub spesies di bawah spesies P. palmas. Pertama ada shortfin atau marbled bichir (P. palmas palmas), serta yang kedua adalah golddust bichir (P. palmas buetikofferi).

Kedua sub spesies tadi awalnya merupakan spesies yang berbeda, lho. Namun entah mengapa, keduanya malah digabungkan menjadi 1 spesies. Padahal, banyak perbedaan mencolok antara keduanya.

#6. Polypterus Polli

Secara fisik mirip seperti kombinasi antara P. senegalus dengan P. palmas. Dengan base color abu-abu gelap, memiliki corak yang akan hilang seiring bertambahnya usia, serta bisa mempunyai pigmen hijau juga.

Pertumbuhan atau growth rate tergolong lambat. Ukuran terbesar yang pernah ditemukan hanya sampai 40 cm saja, sedangkan rata-rata di akuarium hanya berukuran 30 cm.

#7. Polypterus Retropinnis

Punya motif yang mirip dengan P. polli, namun berbeda di postur badannya. Polypterus retropinnis mempunyai badan yang cenderung lebih langsing, sedangkan bentuk kepala dan mulutnya relatif lebar.

Selain itu, palmas jenis ini juga sering salah nama, dianggap sebagai P. mokelembembe. Mungkin karena dalam catatan sejarah, pernah ada perubahan taksonomi, di mana P. mokelembembe dulunya merupakan spesies yang memegang nama ilmiah P. retropinnis ini.

#8. Polypterus Teugelsi

Spesies palmas yang baru diidentifikasi pada tahun 2004. Di luar sana dikenal juga dengan cross river bichir. Inilah Polypterus teugelsi yang punya corak unik dan berbeda. Menawarkan warna dasar cokelat kemerahan yang berpadu dengan warna kekuning-kuningan dan hitam sebagai coraknya.

Postur tubuhnya memanjang bagaikan ular, seolah masih tangkapan alam, padahal versi CB-nya sudah tersedia. Lain hal dengan palmas lainnya yang menggemuk di usia dewasa, palmas jenis ini justru akan tetap tumbuh memanjang.

Individu terpanjang dari spesies yang ini pernah ditemukan mencapai 61 cm. Sedangkan dalam perawatan di akuarium, biasanya hanya mencapai 40 cm saja. Meski begitu, pertumbuhannya termasuk yang relatif lambat.

#9. Polypterus Weeksii

Polypterus weeksii merupakan spesies palmas dengan mulut paling lebar dari semua spesies yang ada. Sedangkan ukurannya bisa lumayan besar, yaitu mencapai 50 cm dalam pemeliharaan di akuarium. 

Motifnya mirip seperti P. congicus, berupa motif strip tipis berwarna hitam gelap. Warna dasarnya abu-abu dengan kuning terang di bagian perut, membuatnya tampak kontras dengan corak yang ada.

Saat ini, keberadaan spesies ini di Indonesia masih bersifat impor (WC).

Jenis Ikan Palmas Lower Jaw

Selanjutnya dari golongan lower jaw. Berikut ada beberapa jenis ikan palmas yang masuk ke dalam kategori ini:

#1. Polypterus Endlicheri

Palmas endlicheri atau yang bernama latin Polypterus endlicheri, merupakan spesies ikan palmas lower jaw paling populer di kalangan penghobi, khususnya di Indonesia. 

Warna dasarnya abu-abu, dengan corak hitam yang bervariasi. Corak tersebut biasanya relatif tebal, meski ada juga yang lebih tipis dari kebanyakan.

Palmas endlicheri bisa tumbuh besar. Pertumbuhannya pun bahkan bisa berkali-kali lebih cepat dibanding sebagian jenis palmas lainnya. Selain itu, karakter mereka juga agresif, seolah merupakan preman di dalam lingkungan akuariumnya.

#2. Polypterus Ansorgii

Selanjutnya adalah palmas ansorgii (Polypterus ansorgii), atau disebut juga sebagai guinean bichir. Dicirikan dengan warna dasar hijau kehitaman, serta memiliki motif kotak-kotak yang terputus seperti bata. 

Palmas ansorgii adalah spesies palmas terbesar yang pernah ada dalam catatan sejarah. Meski awalnya palmas jenis ini sempat diduga hanya dapat tumbuh hingga 30 cm saja, tapi ternyata ada individunya yang tertangkap (WC) dalam kondisi jauh lebih besar dari itu.

Sayangnya, nyaris tidak mungkin untuk mendapatkan ansorgii yang benar-benar murni. Hampir 99% CB untuk palmas ini merupakan hybrid dengan endlicheri. Bahkan, ansorgii yang disebut-sebut murni pun umumnya adalah hasil silangan dari (ansorgii x endlicheri) x (ansorgii x endlicheri).

#3. PBB (Polypterus Bichir Bichir) dan PBL (Polypterus Bichir Lapradei)

Ada PBB (disebut juga sebagai nile bichir), juga PBL (disebut juga palmas lapra atau nigerian bichir). Awalnya dianggap sebagai 2 spesies berbeda, namun kini telah direvisi sehingga menjadi 2 sub spesies dari 1 spesies yang sama, yaitu Polypterus bichir.

Secara fisik, keduanya memang memiliki banyak sekali kesamaan. Mulai dari pola marking, warna, bentuknya secara umum, ukuran, hingga temperamen yang cenderung agresif saat kecil. Meski demikian, tetap saja ada beberapa perbedaan di antara kedua sub spesies Polypterus bichir ini. 

Di Indonesia sendiri, spesies P. bichir yang biasa beredar adalah dari sub spesies PBL alias lapra.

#4. Polypterus Congicus

Polypterus congicus. Nama lainnya ialah congo bichir, si palmas yang sempat dikira merupakan sub spesies dari endlicheri karena kemiripan fisiknya jika dilihat secara kasat mata. 

Namun, lagi-lagi taksonomi direvisi, karena setelah diteliti lebih lanjut ternyata memiliki DNA yang justru lebih dekat dengan Polypterus bichir.

Juga, congicus sempat dikira sebagai spesies terbesar dalam keluarga palmas. Sayangnya, rekor tersebut terpecahkan setelah palmas ansorgii raksasa ditemukan mengalahkan ukuran palmas congicus ini.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan lengkap mengenai jenis-jenis palmas yang bisa kamu pelihara. Mulai dari perbedaan antara jenis ikan palmas WC dan CB, bedanya upper jaw dan lower jaw, 9 spesies palmas upper jaw, serta 4 spesies palmas lower jaw.

Nah, dari total 13 jenis ikan palmas yang dibahas di sini, mana nih di antaranya yang paling ingin kamu pelihara? Sebutkan di komentar, ya!

Semoga bermanfaat.

Categories
Reptil

Daftar Harga Kura-Kura Darat dan Air di Indonesia

Berapa sih harga kura-kura di Indonesia? Apa mahal?

Kura-kura adalah salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh para penhobi. Selain memiliki bentuk yang lucu dan unik, kura-kura juga dikenal sebagai hewan eksotis yang menarik dipelihara, perawatannya mudah, dan bisa hidup lama.

Namun, sebelum memutuskan untuk memelihara kura-kura, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, salah satunya adalah soal harga.

Harga kura-kura tentu bervariasi, tergantung pada jenis, ukuran, usia, dan kualitasnya. Ada kura-kura yang harganya murah, ada juga yang harganya mahal. Harga kura-kura juga dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran di pasaran.

Dalam artikel ini, kami akan memberikan informasi tentang harga untuk beberapa jenis kura-kura di Indonesia, meliputi kura-kura darat maupun kura-kura air. Simak ulasan kami berikut ini!

#1. Harga Aldabra Tortoise

Kura-kura Aldabra adalah kura-kura darat terbesar kedua di dunia, setelah kura-kura Galapagos. Kura-kura Aldabra berasal dari Kepulauan Aldabra di Samudra Hindia.

Kura-kura Aldabra memiliki tempurung yang berwarna hitam atau abu-abu, dengan ukuran yang bisa mencapai 1,5 meter dan berat hingga 250 kg.

Kura-kura Aldabra adalah hewan yang dilindungi oleh CITES, sehingga perdagangannya harus mengikuti aturan yang ketat.

Harga kura-kura Aldabra di Indonesia sangat mahal, karena kura-kura ini langka dan sulit dibudidayakan. Harga kura-kura Aldabra yang masih bayi berkisar antara Rp 25-30 juta per ekor. Sedangkan harga kura-kura Aldabra yang sudah dewasa bisa mencapai ratusan juta rupiah.

#2. Harga Sulcata Tortoise

Kura-kura Sulcata adalah kura-kura darat terbesar ketiga di dunia, setelah kura-kura Galapagos dan Aldabra. Kura-kura Sulcata berasal dari daerah gurun di Afrika.

Kura-kura Sulcata memiliki tempurung yang berwarna kuning atau coklat, dengan ukuran yang bisa mencapai 80 cm dan berat hingga 100 kg.

Dibanding kura-kura Aldabra, harga kura-kura Sulcata di Indonesia masih lebih terjangkau. Harga kura-kura Sulcata yang masih bayi berkisar antara Rp 1-2 juta per ekor. Sedangkan harga kura-kura Sulcata yang sudah dewasa bisa mencapai puluhan juta rupiah.

#3. Harga Kura-Kura Pardalis

Kura-kura Pardalis adalah kura-kura darat yang juga berasal dari Afrika. Kura-kura Pardalis memiliki tempurung yang berwarna kuning kecokelatan, dengan bintik-bintik berwarna hitam. Ukuran kura-kura Pardalis bisa mencapai 40 cm dan berat hingga 13 kg.

Harga kura-kura Pardalis di Indonesia cukup bervariasi, tergantung pada corak dan ukurannya. Harga kura-kura Pardalis yang masih bayi berkisar antara 1 hingga 5 juta rupiah per ekor. Sedangkan harga kura-kura Pardalis yang sudah dewasa bisa mencapai puluhan juta rupiah per ekor.

#4. Harga Kura-Kura Indian Star

Kura-kura Indian Star adalah kura-kura darat yang berasal dari India dan Sri Lanka. Kura-kura Indian Star memiliki tempurung yang berwarna coklat dan hitam, dengan motif bintang-bintang yang khas. Ukuran kura-kura Indian Star bisa mencapai 25 cm.

Harga kura-kura Indian Star di Indonesia cukup mahal, karena kura-kura ini sudah semakin langka dan sulit didapatkan. Harga kura-kura Indian Star bisa mencapai puluhan juta rupiah per ekornya.

#5. Harga Alligator Snapping Turtle

Kura-kura AST adalah kura-kura air terbesar di dunia, yang berasal dari Amerika Utara. Kura-kura AST memiliki tempurung yang berduri dan mulut yang besar. Ukuran kura-kura AST bisa mencapai 80 cm dan berat hingga 100 kg. Kura-kura AST adalah hewan yang buas dan berbahaya.

Harga kura-kura AST di Indonesia cukup mahal, karena kura-kura stok yang langka dan permintaan yang tinggi. Kura-kura AST ukuran 10 cm adalah sekitar 1 juta rupiah per ekornya. Sedangkan harga kura-kura AST 20 cm adalah sekitar 3 jutaan.

#6. Harga Common Snapping Turtle

Kura-kura CST adalah kura-kura air yang berasal dari Amerika Utara dan Tengah. Kura-kura CST memiliki tempurung yang berwarna coklat atau hitam, dengan mulut yang besar dan tajam. Kura-kura CST juga merupakan hewan yang agresif dan seringkali melakukan penyerangan.

Harga kura-kura CST di Indonesia lebih terjangkau dibanding AST. Harga kura-kura CST yang masih bayi berkisar antara Rp 200-300 ribuan per ekor.

#7. Harga Kura-Kura Brazil

Kura-kura Brazil adalah kura-kura air yang berasal dari Amerika Selatan. Kura-kura Brazil memiliki tempurung yang berwarna hijau atau coklat, dengan kepala yang berwarna merah. Ukuran kura-kura Brazil bisa mencapai 30 cm dan berat hingga 3 kg.

Harga kura-kura Brazil di Indonesia cukup terjangkau, karena kura-kura ini banyak dan populer di pasaran. Harga kura-kura Brazil yang masih bayi berkisar antara Rp 20-50 ribu per eko². Sedangkan harga kura-kura Brazil yang sudah dewasa bisa mencapai Rp 100-300 ribu per ekor.

Akhir Kata

Demikianlah kurang lebih informasi yang bisa kami sampaikan tentang harga kura-kura di Indonesia, baik kura-kura darat maupun kura-kura air.

Ingat, harga yang tertera dalam artikel ini hanya bisa digunakan sebagai patokan, karena harga di pasaran dapat berbeda-beda, tergantung penjual, ukuran, kualitas, dan lain sebagainya. Selain itu, harga juga bisa berubah sewaktu-waktu.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang ingin memelihara kura-kura sebagai hewan peliharaan.